Mendengar
namanya saja, virus komputer bisa membuat sebagian orang berdebar
jantungnya. Bagaimana tidak, virus komputer memang sejenis makhluk yang
sifatnya hanya bisa merusak. Dari sekedar menghilangkan fungsi-fungsi
tertentu pada operating system, mengirim pesan-pesan sampah ke alamat
yang ada di address book, sampai bisa menimbulkan kerusakan berat
seperti menghilangkan data atau isi harddisk.
Walaupun begitu, ada juga orang yang
kadang-kadang penasaran (seperti saya, hehehe… ), ketika mengetahui ada
virus, tapi tidak dengan segera dihapus atau dibasmi. Justru yang ada
malah penasaran dan ingin tahu, apa sih yang akan diperbuat virus ini
atau virus itu kalau di install/diaktifkan?
Tentu saja akan sangat beresiko bahkan
berakibat fatal bila kita mengaktifkan virus di komputer kita begitu
saja. Untuk itu, di sini akan saya bahas bagaimana mengaktifkan sebuah
virus dengan cara yang relatif aman, yaitu dengan memanfaatkan teknologi virtualisasi.
PERHATIAN!
Penulis tidak bertanggung
jawab terhadap segala akibat yang ditimbulkan oleh pengaktifan virus di
komputer baik dengan penggunaan teknologi virtualisasi seperti yang
tersebut dalam tulisan ini dan/atau penggunaan cara lainnya. Segala
resiko yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab anda sepenuhnya.
Kembali ke topik. Teknologi
virtualisasi yang dimaksud adalah software virtualisasi komputer.
Dengan teknologi virtualisasi ini, seakan-akan kita memiliki beberapa
komputer di dalam satu komputer.
Komputer virtual ini bisa kita gunakan
layaknya kita menggunakan komputer fisik, seperti memasang harddisk,
cd-rom, atau beberapa hardware virtual lain, menginstall operating
system seperti Windows/Linux, menginstall program dan menggunakannya
untuk mengedit file dokumen, gambar, browsing internet, dan lain-lain.
Semua program ini hanya aktif di lingkungan komputer virtual tersebut
dan tidak mengakses file/system di komputer fisik. Kecuali bila kita
menginginkan agar program di komputer virtual (guest) tersebut bisa mengakses file di komputer fisik (host) dan mengaktifkan fitur ini yang memang tersedia di software virtualisasi dengan cara mengaktifkan fitur folder sharing di virtual networking.
Ada beberapa software virtualisasi yang bisa digunakan, diantaranya adalah:
1. VMware Workstation.
Software ini merupakan software berbayar keluaran VMware Inc., yang
merupakan salah satu pelopor di dunia virtualisasi komputer. Fitur-fitur
dalam VMware ini sangat lengkap. Tersedia versi gratis (shareware)
untuk pemakaian selama 30 hari.
2. Sun VirtualBox.
VirtualBox dirilis oleh Sun Microsystem. Walaupun terbilang software
baru, tapi fitur yang disediakan juga lengkap. Ada dua versi dari
VirtualBox ini yaitu Sun VirtualBox dan VirtualBox OSE (Open Source
Edition). Software ini gratis terutama VirtualBox OSE yang memang
software Open Source. Sun VirtualBox juga gratis, terutama untuk
penggunaan non-komersial.
3. Microsoft Virtual PC.
Software gratis keluaran Microsoft ini lebih dikhususkan untuk
dijalankan pada komputer dengan operating system Microsoft Windows.
Kalau saya sendiri lebih memilih
software Sun VirtualBox dibandingkan software virtualisasi yang lain,
karena selain gratis, fitur-fiturnya cukup lengkap.
*
Mengaktifkan Virus Di Komputer Virtual
Pertama tentu menginstal software virtualisasi di komputer fisik kita (komputer host). Setelah itu, kita bisa menyiapkan sebuah komputer virtual (komputer guest),
lengkap dengan hardware yang juga virtual. Setelah semua siap, yang
pertama kita lakukan setelah kita ‘menyalakan’ komputer virtual adalah
menginstall operating system, misalnya Windows XP.
Di dalam komputer virtual (komputer guest) dengan Windows XP inilah kita mengaktifkan sebuah virus. Sebelum kita mengaktifkan virus, pastikan tidak ada folder di komputer fisik (host) yang dishare ke komputer virtual (guest). Dan juga sebaiknya kita mengaktifkan fitur untuk membuat snapshot pada software virtualisasi, yang gunanya untuk mengembalikan file system di komputer virtual seperti semula sebelum sebuah virus diaktifkan.
Begitu virus diaktifkan, kita bisa
melihat bagaimana virus itu beraksi, menyampaikan pesan yang aneh-aneh,
sampai merusak file di komputer virtual. Seperti terlihat pada gambar di
bawah ini (klik gambar untuk memperbesar), sebuah jendela komputer
virtual yang running dengan sebuah virus yang sedang aktif.
Setelah kita puas, kita bisa shutdown komputer virtual ini dengan cara close
(tutup) jendela komputer virtual yang sedang aktif tersebut. Bila kita
inginkan, kita bisa mengembalikan file di komputer virtual dengan
fasilitas snapshot tadi. Atau agar lebih aman, bisa juga kita hapus saja file komputer virtual yang sudah diinfeksi virus itu, lalu kita buat komputer virtual baru.
*
Manfaat Lain Software Virtualisasi
Kita bisa memanfaatkan sebuah komputer virtual untuk surfing internet yang relatif lebih aman,
dimana kita menjelajah internet menggunakan browser yang diinstall pada
komputer virtual. Bila kita mendapatkan file dari internet, kita bisa
mengaktifkannya di komputer virtual tersebut terlebih dulu. Apabila
sudah dirasa aman, baru kita ambil file tersebut dari komputer virtual
untuk dipindahkan ke komputer fisik.
Selain itu, komputer virtual bisa juga dimanfaatkan untuk mencoba-coba sebuah operating system, misalnya mencoba beberapa distro Linux yang banyak jenisnya, sebelum diinstall di komputer fisik.
Atau bisa juga memanfaatkan teknologi virtualisasi ini untuk mempelajari virtual networking, sebelum mengimplementasikannya pada sebuah jaringan komputer fisik.
*
Virus? Brrrrrrrr…..
Source : http://inimu.com/komputer/2009/05/23/install-virus-komputer-siapa-takut-saatnya-ngerjain-virus/Lawan Virus